Jatuh cinta...
Mungkin
ada banyak sekali pembaca yang sudah pernah merasakannya. Datangnya pun tidak
disangka. Pergi pun demikian. Sudah 5 tahun ini saya masih menyukai orang yang
sama. Saya tidak paham mengapa bisa terjadi. Saya tidak pernah memiliki pacar
hingga saat ini (*bukan promosi lho ya..). Iya, karena saya memutuskan untuk
tidak mencintai terlalu dalam. Hingga takutnya suatu hari nanti saya akan
ditinggal pergi oleh salahsatu orang yang saya cintai. Bisa dibilang saya agak
menutup diri dalam masalah perasaan. Karena Jakarta, saya bisa menyukai dia. Dengan
perasaan saya yang sudah berjalan hampir 5 tahun ini (wah sebentar lagi saya
sah menyanyikan lagu 7 years of love-nya Kyuhyun Superjunior *ehh maaf salah
fokus).
Sebenarnya
ada dua pria yang saya sukai. Yang pertama yang sudah saya sebutkan tadi, dia
usianya beda satu tahun diatas saya. Saya kelahiran 1992 dan dia kelahiran
1991. Yang kedua adalah pria yang usianya 2 tahun lebih tua dari saya, dia
kelahiran tahun 1990. Oke di sesi ini saya akan menyebut pria pertama dengan
sebutan pria 91 dan pria kedua dengan sebutan pria 90.
Episode
Pria 91
Pria
91 adalah seperti yang saya ceritakan, saya menaruh hati sejak 5 tahun
terakhir. Bagaimana awalnya kita bertemu, saya pun tidak tau, bagaimana kami
mengenal satu sama lain pun saya tidak tau. Tanggal terakhir bertemu dia pun saya masih
ingat dengan jelas. Ya. Kamis, 15 Januari 2015 beberapa hari yang lalu tepat 2
tahun tidak bertemu dengannya. Hingga detik ini juga tak pernah sehari pun saya
melupakannya (*alay). Yapp. Bukan alay, tapi mungkin lebih ke terlalu menyukai.
Saya tidak tau ini yang disebut cinta atau hanya sebatas menyukai semacam
ngefans. Saya sangat menyukai kepribadiannya. Dia kalem, manis, kalo senyum
duhh gak bisa tidur pasti kalo udah malem (*iyalah banyak nyamuk). Beberapa
tahun lalu saya pernah mengungkapkan perasaan saya kepadanya. Namun hasilnya
nihil. Sejak saat itu, semua akun medsos tentangnya aku hapus (bukan hanya
dihapus tapi di blokir juga *jangan ditiru). Waktu itu saya sama sekali tidak membencinya.
Sungguh tidak. Hanya saja saat itu saya berfikir untuk supaya saya bisa melupakannya dengan cara menghapusnya
dari beberapa akun tentang dia. Hingga suatu ketika saya diberi tau sama temen,
kalo pria 91 ini udah punya pacar. Duarrr!!! Rasanya seperti ada jutaan tabung
gas 3 kg yang diledakkan di kepala saya. Saya merasa hancur, merasa sedih. Saya
sempat melihat fotonya waktu itu saya lagi berada di Yogyakarta sekitar abis
lebaran 2012. Dan wah ceweknya cantik banget. Dibandingin saya mah aduh gak ada
apa-apanya. Wajar kalo pria 91 ini lebih menyukainya.
Lama
mengasingkan diri dari berita tentangnya, saya mulai agak mikir tentang saya.
Ya. Saya bukan anak kecil lagi, kenapa harus bersikap layaknya anak kecil, saat
itu saya mulai menerima kenyataan untuk bisa mengontrol emosi. Benar, perasaan
seseorang itu tak dapat dipaksakan dan Alloh SWT juga maha membolak balikkan
hati seseorang. Akhir ceritanya saya gak tau, yang jelas hingga saat ini saya
sangat menyukainya. Kalo ditanya masalah alasan, saya gak tau kenapa bisa
sebegitu sukanya sama orang ini, tapi saya jujur sangat tertarik dengan pria
yang cerdas dan pengetahuan luas. Pria 91 ini tidak tampan, tidak ganteng,
tidak manis, hanya good looking di mata saya (*eaaa BTW good looking itu apa ya
#gubrakkk).
Lama
waktu berlalu, saya mulai bisa menerima kenyataan bahwa ada kalimat yang bilang
“Kamu mungkin bukan salahsatu warna yang diinginkan untuk membuat lukisan oleh
seseorang, namun percayalah suatu hari akan ada yang membutuhkan warnamu untuk
melengkapi lukisannya”. Oke. Saya agak luluh meskipun mulai menitikkan air
mata. Saat itu yang ada dipikiran saya hanya tanda tanya. “Mengapa dia tidak
menyukaiku?”, “apakah ada yang salah dengan perasaan saya?”,”apakah saya tidak
cantik?” dan “mengapa harga cabe naik terus di pasaran?” (maaf agak ngaco).
Semua pertanyaan berkecamuk di kepala. Sampe nangis dan ingus kemana-mana. Di
sana saya menemukan, mungkin dia ill feel sama saya karena saya mengungkapkan
perasaan saya terang-terangan. Mulai dari sana, saya coba buka blokiran
facebook. Nama dia bukan lagi ada di daftar blokiran. Iya. Saya bisa mengirimi
permintaan pertemanan lagi dan sebaliknya. Sejak saat itu saya menahan diri
untuk tidak penasaran dengan dia. Bagaimana kehidupan dia, apa yang dia
lakukan, dimana dia berada, bersama siapa, bagaimana keadaan Kalijodo pasca di
relokasi (apa hubungannya -____-) saya berusaha untuk tidak stalking facebook
dia.
Sampai
di satu waktu, dimana saya mendapat permintaan pertemanan dari dia di facebook.
Entah seneng atau sedih. Dengan kembalinya dia, seolah saya harus menata
kepingan hati yang telah hancur. Berhari-hari belum saya konfirmasi, sampai
akhirnya saya siap dengan keputusan besar yang saya buat (ini apa -___-).
Berjalan
hingga sekarang, kami baik-baik saja. Berteman baik dan menjalin hubungan baik.
Semuanya berjalan biasa saja, dan tidak sedikitpun perasaan saya hilang kepada
dia. Saya mulai bertanya, apakah saya kena pelet atau sihir. Karena sampai saat
ini mata saya hanya bisa melihat dia (ya alloh, anak alay macam apa ini).
Meskipun di BBM saya sudah tidak berteman dengannya lagi. Apa saya penasaran?.
Jawabannya pasti. Saya sangat penasaran dengan kehidupan dia. Sejauh ini yang
saya tau tentang dia, dia itu sama saya sama aja alias perantau. Saya dari Jawa
Barat dan dia dari Pulau Seberang (Sumatera). Saya masih menyimpan 1 fotonya,
foto itu kadang saya gunakan untuk DP di BBM ya meskipun dia gak tau ya ga
apalah. Terakhir kontekan sama dia itu sekitar bulan September dan sekarang
sudah tanggal 18 Januari 2017 jam 11.31 siang. Betul, sebenernya saya kerja
tapi kerjaan saya sudah selesai daripada nonton drama di yout*be saya mending
nulis, bikin puisi atau kadang bikin rusuh di kantor.
Ada
banyak hal yang mungkin bisa dilakukan supaya kita tidak sering kontek. Supaya
lebih menjaga perasaan, saya gak enak kalo misalkan dia udah punya pacar terus
saya kirim-kirimin dia pesan. Semua itu sebisa mungkin saya hilangkan. Apalagi
saya terhitung aktif menulis status di facebook. Ya mungkin dengan status saya
yang agak lucu bisa bikin dia ketawa dan berpikir bahwa saya baik-baik saja
walau tanpa cintanya. Kenyataannya gak gitu, saya masih mengharapkan dia bisa
suka sama saya. Bukan berarti harus jadian lho ya atau menikah. Kalo saya
denger dia menyukai saya saja pun saya sudah senang mendengarnya.
Pria
ini sudah kerja, saya gak tau jelas dia kerja apa yang jelas dia kerjaannya ke
luar negeri melulu, ya di Bandara International Soekarno Hatta. Dimananya saya
gak tau, saya malah tau dia kerja di bandara adalah dari temen saya. Saya dari
dulu memang menyukai orang-orang yang berepengetahuan luas dan dewasa. Saya pun
tidak pernah yang namanya pergi berdua dengan pria ini, kenal lebih deket juga
enggak. Yang bikin saya heran itulah mengapa saya bisa begitu menyukainya.
Gayanya juga sederhana, bener-bener sederhana dan apa adanya. Selera humornya
juga sama dengan saya. Gak lebay tapi absurd banget. Sampai saat ini saya masih
dalam taraf belajar untuk perlahan menghilangkan perasaan, dan lebih menerima
diri dan kenyataan. Bahwa memang ada beberapa hal yang tidak bisa kita
dapatkan, salahsatunya tentang cinta. Saya menyukainya secara wajar, tidak
mengutik masalah pribadi dia, keluarganya, pacarnya atau apanya saya sama
sekali tidak menyentuh semua itu. Yang saya jalani, apa adanya. Masalah bagaimana
perasaan dia kepadaku, itu masalah lain. Saya gak bisa memaksakan. Kalo gak
suka ya udah, mau diapain. Udah gitu aja. Saya berharap di 2017 ini saya bisa
melupakannya dan tidak mengharapkan dia dengan berlebihan seperti ini. Maaf saya
tidak bisa menyebutkan nama dari pria 91 ini.
Cukuplah
hanya saya yang merasakannya...
Oke
sudah Dzuhur nih, waktunya sholat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar