Selasa, 17 Januari 2017

Tentang Hati...dan perhatian



Jatuh cinta...
Mungkin ada banyak sekali pembaca yang sudah pernah merasakannya. Datangnya pun tidak disangka. Pergi pun demikian. Sudah 5 tahun ini saya masih menyukai orang yang sama. Saya tidak paham mengapa bisa terjadi. Saya tidak pernah memiliki pacar hingga saat ini (*bukan promosi lho ya..). Iya, karena saya memutuskan untuk tidak mencintai terlalu dalam. Hingga takutnya suatu hari nanti saya akan ditinggal pergi oleh salahsatu orang yang saya cintai. Bisa dibilang saya agak menutup diri dalam masalah perasaan. Karena Jakarta, saya bisa menyukai dia. Dengan perasaan saya yang sudah berjalan hampir 5 tahun ini (wah sebentar lagi saya sah menyanyikan lagu 7 years of love-nya Kyuhyun Superjunior *ehh maaf salah fokus).
Sebenarnya ada dua pria yang saya sukai. Yang pertama yang sudah saya sebutkan tadi, dia usianya beda satu tahun diatas saya. Saya kelahiran 1992 dan dia kelahiran 1991. Yang kedua adalah pria yang usianya 2 tahun lebih tua dari saya, dia kelahiran tahun 1990. Oke di sesi ini saya akan menyebut pria pertama dengan sebutan pria 91 dan pria kedua dengan sebutan pria 90.
Episode Pria 91
Pria 91 adalah seperti yang saya ceritakan, saya menaruh hati sejak 5 tahun terakhir. Bagaimana awalnya kita bertemu, saya pun tidak tau, bagaimana kami mengenal satu sama lain pun saya tidak tau.  Tanggal terakhir bertemu dia pun saya masih ingat dengan jelas. Ya. Kamis, 15 Januari 2015 beberapa hari yang lalu tepat 2 tahun tidak bertemu dengannya. Hingga detik ini juga tak pernah sehari pun saya melupakannya (*alay). Yapp. Bukan alay, tapi mungkin lebih ke terlalu menyukai. Saya tidak tau ini yang disebut cinta atau hanya sebatas menyukai semacam ngefans. Saya sangat menyukai kepribadiannya. Dia kalem, manis, kalo senyum duhh gak bisa tidur pasti kalo udah malem (*iyalah banyak nyamuk). Beberapa tahun lalu saya pernah mengungkapkan perasaan saya kepadanya. Namun hasilnya nihil. Sejak saat itu, semua akun medsos tentangnya aku hapus (bukan hanya dihapus tapi di blokir juga *jangan ditiru). Waktu itu saya sama sekali tidak membencinya. Sungguh tidak. Hanya saja saat itu saya berfikir untuk supaya saya  bisa melupakannya dengan cara menghapusnya dari beberapa akun tentang dia. Hingga suatu ketika saya diberi tau sama temen, kalo pria 91 ini udah punya pacar. Duarrr!!! Rasanya seperti ada jutaan tabung gas 3 kg yang diledakkan di kepala saya. Saya merasa hancur, merasa sedih. Saya sempat melihat fotonya waktu itu saya lagi berada di Yogyakarta sekitar abis lebaran 2012. Dan wah ceweknya cantik banget. Dibandingin saya mah aduh gak ada apa-apanya. Wajar kalo pria 91 ini lebih menyukainya.
Lama mengasingkan diri dari berita tentangnya, saya mulai agak mikir tentang saya. Ya. Saya bukan anak kecil lagi, kenapa harus bersikap layaknya anak kecil, saat itu saya mulai menerima kenyataan untuk bisa mengontrol emosi. Benar, perasaan seseorang itu tak dapat dipaksakan dan Alloh SWT juga maha membolak balikkan hati seseorang. Akhir ceritanya saya gak tau, yang jelas hingga saat ini saya sangat menyukainya. Kalo ditanya masalah alasan, saya gak tau kenapa bisa sebegitu sukanya sama orang ini, tapi saya jujur sangat tertarik dengan pria yang cerdas dan pengetahuan luas. Pria 91 ini tidak tampan, tidak ganteng, tidak manis, hanya good looking di mata saya (*eaaa BTW good looking itu apa ya #gubrakkk).
Lama waktu berlalu, saya mulai bisa menerima kenyataan bahwa ada kalimat yang bilang “Kamu mungkin bukan salahsatu warna yang diinginkan untuk membuat lukisan oleh seseorang, namun percayalah suatu hari akan ada yang membutuhkan warnamu untuk melengkapi lukisannya”. Oke. Saya agak luluh meskipun mulai menitikkan air mata. Saat itu yang ada dipikiran saya hanya tanda tanya. “Mengapa dia tidak menyukaiku?”, “apakah ada yang salah dengan perasaan saya?”,”apakah saya tidak cantik?” dan “mengapa harga cabe naik terus di pasaran?” (maaf agak ngaco). Semua pertanyaan berkecamuk di kepala. Sampe nangis dan ingus kemana-mana. Di sana saya menemukan, mungkin dia ill feel sama saya karena saya mengungkapkan perasaan saya terang-terangan. Mulai dari sana, saya coba buka blokiran facebook. Nama dia bukan lagi ada di daftar blokiran. Iya. Saya bisa mengirimi permintaan pertemanan lagi dan sebaliknya. Sejak saat itu saya menahan diri untuk tidak penasaran dengan dia. Bagaimana kehidupan dia, apa yang dia lakukan, dimana dia berada, bersama siapa, bagaimana keadaan Kalijodo pasca di relokasi (apa hubungannya -____-) saya berusaha untuk tidak stalking facebook dia.
Sampai di satu waktu, dimana saya mendapat permintaan pertemanan dari dia di facebook. Entah seneng atau sedih. Dengan kembalinya dia, seolah saya harus menata kepingan hati yang telah hancur. Berhari-hari belum saya konfirmasi, sampai akhirnya saya siap dengan keputusan besar yang saya buat (ini apa -___-).
Berjalan hingga sekarang, kami baik-baik saja. Berteman baik dan menjalin hubungan baik. Semuanya berjalan biasa saja, dan tidak sedikitpun perasaan saya hilang kepada dia. Saya mulai bertanya, apakah saya kena pelet atau sihir. Karena sampai saat ini mata saya hanya bisa melihat dia (ya alloh, anak alay macam apa ini). Meskipun di BBM saya sudah tidak berteman dengannya lagi. Apa saya penasaran?. Jawabannya pasti. Saya sangat penasaran dengan kehidupan dia. Sejauh ini yang saya tau tentang dia, dia itu sama saya sama aja alias perantau. Saya dari Jawa Barat dan dia dari Pulau Seberang (Sumatera). Saya masih menyimpan 1 fotonya, foto itu kadang saya gunakan untuk DP di BBM ya meskipun dia gak tau ya ga apalah. Terakhir kontekan sama dia itu sekitar bulan September dan sekarang sudah tanggal 18 Januari 2017 jam 11.31 siang. Betul, sebenernya saya kerja tapi kerjaan saya sudah selesai daripada nonton drama di yout*be saya mending nulis, bikin puisi atau kadang bikin rusuh di kantor.
Ada banyak hal yang mungkin bisa dilakukan supaya kita tidak sering kontek. Supaya lebih menjaga perasaan, saya gak enak kalo misalkan dia udah punya pacar terus saya kirim-kirimin dia pesan. Semua itu sebisa mungkin saya hilangkan. Apalagi saya terhitung aktif menulis status di facebook. Ya mungkin dengan status saya yang agak lucu bisa bikin dia ketawa dan berpikir bahwa saya baik-baik saja walau tanpa cintanya. Kenyataannya gak gitu, saya masih mengharapkan dia bisa suka sama saya. Bukan berarti harus jadian lho ya atau menikah. Kalo saya denger dia menyukai saya saja pun saya sudah senang mendengarnya.
Pria ini sudah kerja, saya gak tau jelas dia kerja apa yang jelas dia kerjaannya ke luar negeri melulu, ya di Bandara International Soekarno Hatta. Dimananya saya gak tau, saya malah tau dia kerja di bandara adalah dari temen saya. Saya dari dulu memang menyukai orang-orang yang berepengetahuan luas dan dewasa. Saya pun tidak pernah yang namanya pergi berdua dengan pria ini, kenal lebih deket juga enggak. Yang bikin saya heran itulah mengapa saya bisa begitu menyukainya. Gayanya juga sederhana, bener-bener sederhana dan apa adanya. Selera humornya juga sama dengan saya. Gak lebay tapi absurd banget. Sampai saat ini saya masih dalam taraf belajar untuk perlahan menghilangkan perasaan, dan lebih menerima diri dan kenyataan. Bahwa memang ada beberapa hal yang tidak bisa kita dapatkan, salahsatunya tentang cinta. Saya menyukainya secara wajar, tidak mengutik masalah pribadi dia, keluarganya, pacarnya atau apanya saya sama sekali tidak menyentuh semua itu. Yang saya jalani, apa adanya. Masalah bagaimana perasaan dia kepadaku, itu masalah lain. Saya gak bisa memaksakan. Kalo gak suka ya udah, mau diapain. Udah gitu aja. Saya berharap di 2017 ini saya bisa melupakannya dan tidak mengharapkan dia dengan berlebihan seperti ini. Maaf saya tidak bisa menyebutkan nama dari pria 91 ini.
Cukuplah hanya saya yang merasakannya...
Oke sudah Dzuhur nih, waktunya sholat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar